Rabu, 25 April 2012

Jepret Hantu


Ini cerita nyata yang aku alami saat memotret patung di rumah sahabat Papa. Saya dan Papa memang hobby fotografi. Kemanapun kita pergi kamera selalu dibawa, setiap moment kami abadikan sebagai kenang-kenangan keluarga. Pada suatu hari kita berkunjung ke rumah rekan bisnis papa dibilangan silayah Jakarta Barat. Rumahnya besar dan lumayan menyeramkan. Lampu rumahnya, terutama bagian belakang, jarang dinyalakan. Hanya ruang tamu, itupun hanya lampu beberapa watt. Lampu besar dinyalakan jika ada tamu yang bertandang.


Saat itu menunjukkan pukul delapan malam dan kebetulan teman papa, sebut saja James, belum tiba dirumah. Dia dalam perjalanan pulang kantor. Dengan ijin pembantu yang ada dirumah itu kami mem-photo sejumlah sudut rumah om James yang dipenuhi barang-barang antik.

Kami berjalan bersama-sama, Papa di depan aku di belakang. Dengan asyiknya papa berjalan menuju ruangan belakang yang ternyata dipenuhi dengan patung-patung besar se-ukuran manusia. Tak mau kehilangan momen bagus, papa membidikkan kameranya ke patung berturut-turut: “Jepret….prett…..”sambil berjalan mendahului aku, jaraknya kira-kira 10 meter. Tiba-tiba aku dikagetkan dengan cekikikan salah satu dari puluhan patung dalam ruangan itu. Dan anehnya, papa terus saja berjalan seolah-olah tidak mendengar.

Singkat cerita, sepulang dari rumah om James aku segera mencetak hasil jepretan papa kemarin malam. Betapa terkejunya aku ketika melihat salah satu patung tak berkepala….patung itu memegang kepalanya sendiri yang seolah-olah baru terpenggal. Darah segar tampak menetes dari lehernya yang koyak. Karena takut melihat gambar yang sedemikian menyeramkan, akhirnya foto dan klisenya dengan seijin Papa, saya musnahkan. Sungguh pengalaman yang menyeramkan.

Penulis : Harry

Tidak ada komentar:

Posting Komentar