Pada
jaman Rasulullah S.a.w proses pernikahan yang terjadi terkesan begitu mudah dan
sederhana tanpa harus menunggu kemapanan dunia terlebih dahulu. Salah satu
contohnya adalah ketika suatu saat Rasulullah S.a.w sedang duduk-duduk bersama
para sahabatnya, datanglah seorang wanita menghadap beliau lalu berkata. "Wahai
Rasulullah, sesungguhnya kedatangan saya ini tidak lain adalah untuk
menghibahkan diriku kepadamu". Maka Rasulullah pun memperhatikan
wanita itu dengan seksama. Kemudian beliau hanya mengangguk-anggukkan kepala
saja tanpa berkomentar.
Melihat hal itu wanita tersebut paham bahwa Rasulullah
belum menghendaki dirinya. Wanita itu lalu duduk. Tak berapa lama kemudian
bangkitlah salah seorang sahabat Rasulullah dan berkata : " Ya
Rasulullah, jika engkau tak menginginkannya maka nikahkanlah ia denganku saja."
Rasulullah bertanya kepada lelaki tersebut, "Apakah engkau mempunyai
sesuatu (untuk mahar)?" Ia menjawab, "Demi Allah saya tidak
memiliki apa-apa ya Rasulullah." "Pergi dan temuilah
keluargamu, barangkali kamu mendapatkan sesuatu disana." Pinta beliau.
Lelaki itupun mengikuti saran Rasulullah S.a.w.
Tak
berapa lama kemudian ia kembali lagi lalu berkata, "Demi Allah saya
tidak mendapati sesuatupun disana". Rasulullah S.a.w bersabda :"Lihatlah
kembali, walau hanya sekedar cincin besi." Iapun pulang, lalu kembali
menemui Rasulullahþ, seraya berkata, "Demi Allah wahai Rasulullah, saya
tidak mendapati apa-apa disana walau sekedar cincin besi sekalipun. Tetapi ini
saya mempunyai kain sarung." Lelaki itu bermaksud membagi kain sarung
yang dipakainya menjadi dua bagian, separuh untuknya, sisanya untuk mahar.
Beliau S.a.w bersabda "Apa yang hendak engkau lakukan dengan kainmu itu?
Jika engkau mengenakannya, ia tidak dapat menggunakan sisa kainnya, demikian
pula jika ia mengenakannya engkau tidak dapat menggunakan sisa kainnya."
Rupanya kain tersebut hanya cukup untuk satu orang, jika dibagi dua justru
tidak dapat dimanfaatkan untuk menutup aurat.
Maka
laki-laki itupun duduk dalam jangka waktu yang lama, kemudian bangkit dan pergi
meninggalkan tempatnya. Melihat hal itu Rasulullah S.a.w menyuruh seseorang
untuk memanggilnya kembali, dan menanyakan apakah ia mempunyai hapalan Al
Qur`an. Setelah laki-laki tersebut menyebutkan hapalan Al Qur`an yang
dimilikinya, beliau S.a.w bersabda, "Pergilah, aku telah berikan wanita
itu kepadamu dengan hapalan Al Qur`an yang engkau miliki."
Demikianlah
kemudahan menikah pada jaman kenabian. Adakah yang ingin mencontohnya ? Wallahu
a`lam.
blognya sangat bermanfaat terlebih artikelnya sobat,
BalasHapuslanjutkan,
saya sudah mengikuti blog anda karena menurut saya bagus unuk dijadikan suatu referensi..
amin...
OK!!!
HapusTerima Kasih dukungannya!